Rabu, 13 Agustus 2025

 

Revolusi Industri dan Perkembangan Teknologi Perkantoran

📜 Pendahuluan

Sejarah peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi. Sejak ditemukannya mesin uap hingga hadirnya kecerdasan buatan, setiap fase perubahan besar ini disebut Revolusi Industri. Tidak hanya mengubah cara manusia bekerja, tetapi juga memengaruhi dunia perkantoran — dari meja tulis sederhana menjadi ruang kerja digital tanpa batas.




1. Revolusi Industri 1.0 (Akhir Abad ke-18 – Awal Abad ke-19)

Ciri utama: Mekanisasi dengan mesin uap.
Penemuan mesin uap oleh James Watt (sekitar 1760-an) mengubah industri secara besar-besaran. Produksi barang meningkat pesat karena tidak lagi mengandalkan tenaga manusia atau hewan semata.

Dampak pada perkantoran:

  • Mulai muncul perusahaan berskala besar yang membutuhkan administrasi lebih rapi.

  • Arsip dan catatan dibuat manual dengan pena dan tinta.

  • Komunikasi antar kota menggunakan surat pos.


2. Revolusi Industri 2.0 (Akhir Abad ke-19 – Awal Abad ke-20)

Ciri utama: Produksi massal dengan listrik, baja, dan jalur perakitan.
Listrik membuat mesin bekerja lebih cepat dan efisien. Transportasi membaik dengan kereta listrik dan mobil, sedangkan komunikasi jarak jauh semakin mudah dengan telepon.

Dampak pada perkantoran:

  • Mesin ketik mulai digunakan, membuat dokumen lebih rapi.

  • Telepon mempercepat komunikasi bisnis.

  • Mesin hitung mekanik membantu perhitungan akuntansi.


3. Revolusi Industri 3.0 (1970–1990-an)

Ciri utama: Otomasi berbasis elektronik, komputer, dan teknologi informasi.
Komputer pribadi (PC) mulai masuk ke kantor. Program pengolah kata dan spreadsheet menggantikan mesin ketik dan pembukuan manual.

Dampak pada perkantoran:

  • Penyimpanan data mulai beralih dari kertas ke disket dan hard disk.

  • Email menggantikan sebagian surat pos.

  • Pekerjaan menjadi lebih cepat dan fleksibel karena software.


4. Revolusi Industri 4.0 (2010 – Sekarang)

Ciri utama: Integrasi teknologi digital, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data.
Perangkat saling terhubung, data bisa diakses dari mana saja, dan pekerjaan bisa dilakukan secara jarak jauh.

Dampak pada perkantoran:

  • Cloud storage memungkinkan dokumen disimpan online.

  • Aplikasi kolaboratif (Google Workspace, Trello, Zoom) memudahkan kerja tim lintas lokasi.

  • AI membantu membuat laporan, menjadwalkan rapat, dan menganalisis data.

  • Tantangan muncul: stres kerja (techno-invasion), keamanan data, dan ketergantungan pada teknologi.


5. Revolusi Industri 5.0 (Masa Depan)

Ciri utama: Teknologi berpusat pada manusia (human-centered technology).
Fokusnya bukan sekadar otomatisasi, tetapi bagaimana teknologi bisa meningkatkan kualitas hidup manusia, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan mengedepankan nilai kemanusiaan.

Prediksi dampak pada perkantoran:

  • AI dan manusia bekerja berdampingan.

  • Teknologi dirancang untuk mengurangi stres kerja dan menjaga keseimbangan hidup.

  • Lingkungan kerja mengutamakan kolaborasi kreatif, inovasi, dan kesejahteraan mental.


📌 Kesimpulan

Perjalanan Revolusi Industri menunjukkan bahwa teknologi selalu berkembang untuk mempermudah kehidupan manusia, termasuk di dunia perkantoran. Namun, setiap kemajuan membawa tantangan baru. Di era 4.0 menuju 5.0, yang terpenting adalah kemampuan kita mengelola teknologi secara bijak, menjaga keseimbangan digital, dan memastikan teknologi tetap menjadi mitra, bukan penguasa.

Rabu, 06 Agustus 2025

 Dari Mesin Tik ke Cloud: Jejak Perjalanan Teknologi Perkantoran

Dulu, di ruangan-ruangan kantor yang sunyi hanya terdengar suara khas "tek-tek-tek" dari mesin tik. Setiap surat resmi, laporan, atau nota dicetak dengan penuh konsentrasi oleh jari-jari pegawai yang terlatih. Kertas karbon menjadi teman setia, memastikan ada salinan di balik dokumen. Kesalahan ketik? Itu berarti harus mengganti kertas dan mulai dari awal. Masa itu, efisiensi belum bersekutu dengan kecepatan.

Namun waktu terus bergerak. Di suatu titik, meja-meja kantor mulai dipenuhi alat dengan layar hijau atau oranye, dikenal sebagai komputer mikro. Kini, mengetik tak lagi berarti mencetak langsung di kertas. Kesalahan bisa diperbaiki seketika. Arsip pun mulai berpindah dari lemari besi ke disket-disket mungil yang bisa dibawa pulang. Surat-menyurat mulai menggunakan "surat elektronik", sesuatu yang dulu hanya bisa dibayangkan dalam cerita fiksi ilmiah.




Tak lama kemudian, muncul suara dering khas dan suara dial-up yang memecah kesunyian. Kantor-kantor mulai terhubung dengan jaringan yang disebut internet. Dunia menjadi lebih kecil. Informasi dapat dikirim lintas kota, lintas negara, bahkan lintas benua dalam hitungan detik. Mesin faks masih bertahan, tetapi mulai dilirik dengan rasa curiga: apakah ini akan bertahan lama?

Lalu hadir generasi baru: komputer jinjing, telepon pintar, dan perangkat yang tak lagi terikat kabel. Kini, rapat bisa dilakukan tanpa harus duduk bersama di ruangan yang sama. Dokumen bisa diedit oleh lima orang dari lima tempat berbeda dalam waktu bersamaan. Lemari arsip mulai lengang, karena file tak lagi disimpan dalam bentuk fisik, melainkan "di awan".

Hari ini, teknologi perkantoran bukan lagi hanya tentang alat. Ia menjadi sistem. Ia menjadi jaringan. Bahkan, ia menjadi kecerdasan. Asisten virtual mulai membantu menyusun jadwal, menjawab email, dan mengingatkan rapat. Pegawai tidak lagi terikat waktu dan tempat. Kantor telah menjadi ruang yang fleksibel — selama ada koneksi, di situlah kantor berada.

Namun satu hal tetap sama: di balik segala perubahan alat dan sistem, manusia tetap menjadi penggerak utama. Teknologi hadir bukan untuk menggantikan, tetapi untuk mendampingi. Sejarah teknologi perkantoran adalah kisah tentang adaptasi, ketekunan, dan mimpi manusia untuk bekerja lebih baik — dari masa ke masa.


Selasa, 27 Mei 2025

DIGITALISASI: JENIUS ATAU TERJERUMUS?

             Di tengah gemerlap dunia maya yang penuh kilau, literasi digital menjadi pelita yang menuntun kita agar tidak tersesat dalam kegelapan informasi. Tanpa kemampuan ini, kita ibarat kapal tanpa nahkoda, terombang-ambing di lautan data yang luas dan tak bertepi.

Menurut Paul Gilster, literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis menggunakan perangkat, tetapi juga kemampuan berpikir kritis terhadap informasi digital. Ia menekankan bahwa literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber yang sangat luas, diakses melalui alat komputer.

Namun, di balik kemudahan akses informasi, muncul tantangan besar: arus informasi yang deras dan tak terkendali. Tanpa literasi digital yang memadai, kita mudah terjebak dalam pusaran misinformasi dan disinformasi yang dapat menyesatkan. Seperti pepatah lama, "Tak semua yang berkilau itu emas," demikian pula tak semua informasi yang tampak benar itu dapat dipercaya.

Fenomena ini diperparah dengan maraknya hoaks dan berita palsu yang tersebar dengan cepat melalui media sosial. Menurut survei dari Katadata Insight Center, setidaknya 11,9% publik masih menyebarkan berita palsu atau hoaks, yang dapat menimbulkan kecemasan masyarakat dan bahkan perpecahan bangsa.

Di sisi lain literasi digital juga membuka pintu kreativitas dan inovasi. Dengan kemampuan ini, kita dapat menciptakan konten digital yang tidak hanya informatif tetapi juga menarik dan bermanfaat. Seperti seorang seniman yang menuangkan ide dalam kanvas digital, kita dapat mengekspresikan diri dan berbagi pengetahuan dengan dunia.

Selain itu, literasi digital memungkinkan kita untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dalam lingkungan digital. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, kemampuan untuk bekerja sama secara online menjadi keterampilan yang sangat berharga.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa ada sisi gelap dari dunia digital. Tanpa pemahaman yang tepat, kita bisa terjerumus dalam perilaku negatif seperti penyebaran ujaran kebencian, penipuan online, dan pelanggaran privasi. Seperti pisau bermata dua, teknologi dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya.

Dalam konteks ini, UNESCO menekankan pentingnya literasi digital sebagai life skills yang mencakup kemampuan untuk belajar, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam kompetensi digital.

Lebih lanjut, literasi digital juga berperan dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Dengan pemahaman yang baik tentang teknologi, kita dapat memanfaatkan berbagai alat digital untuk menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan tepat. Seperti seorang tukang yang mahir menggunakan peralatannya, kita dapat bekerja dengan lebih efisien dan hasil yang memuaskan.

Namun, tantangan terbesar dalam literasi digital adalah kesenjangan digital. Tidak semua individu memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan informasi. Hal ini dapat menyebabkan ketimpangan dalam pendidikan, ekonomi, dan partisipasi sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa literasi digital dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.

Dalam era digital ini, kita juga harus sadar akan pentingnya etika dan keamanan online. Kita harus berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi dan menghormati privasi orang lain. Seperti di dunia nyata, dunia maya juga memiliki aturan dan norma yang harus kita patuhi.

Sebagai penutup, literasi digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang sikap dan pemahaman kita dalam menggunakan teknologi. Dengan literasi digital yang baik, kita dapat memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, menciptakan inovasi, dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat digital.

 

Pesan Moral:

"Di dunia digital, pengetahuan adalah pelita, dan kebijaksanaan adalah penuntun. Tanpa keduanya, kita akan tersesat dalam gelapnya informasi yang menyesatkan."

Minggu, 06 Februari 2022

AKSI NYATA KEYAKINAN KELAS

 

PGP – Angkatan 4 Kota Surakarta

Atik Yuwantiningsih

Aksi Nyata Guru SMK Negeri 1 Surakarta

“Kesepakatan Kelas”

 

LATAR BELAKANG

Penerapan budaya positif di sekolah perlu untuk segera dilaksanakan dengan harapan terciptanya iklim yang positif dan kondusif dalam Pendidikan di Indonesia. Salah satu hal yang paling awal untuk mewujudkan budaya positif adalah kayakinan dan nilai yang disepakati yang menjadi kebiasaan bersama yang akan dilakukan selama murid menimba ilmu di sekolah dan dampaknya akan dirasakan hingga masa depan murid ini nantinya. Salah satu yang menjadi aspek penting dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja handal bagi tamatan SMK adalah dengan dikenalkannya budaya kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Sejalan dengan diterapkannya Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK), calon guru penggerak melakukan aksi nyata budaya positif dan tema budaya kerja pada P5BK. Kegiatan diawali dengan membuat kesepakatan kelas yang diharapkan akan dapat menjadi keyakinan kelas. Dengan adanya kesepakatan kelas ini diharapkan 5R akan dapat menjadi kebiasan baik para murid yang pada akhirnya menjadi keyakinan mereka akan nilai penting dari 5R itu sendiri. Untuk selanjutnya proyeksi calon guru penggerak adalah budaya 5R akan menjadi budaya positif di SMK yang akan mereka yakini hingga mereka terjun ke dunia kerja yang nyata di masa depan mereka.

 

 TUJUAN AKSI NYATA

Adapun tujuan aksi nyata yang dilakukan calon guru penggerak yaitu:

  1. Terciptanya kesepakatan kelas yang wajib dijalankan dan diterapkan oleh murid dan guru.
  2. Melatih kedisiplinan, tanggung jawab dan pembiasaan murid dan guru untuk senantiasa melakukan budaya positif yang salah satunya adalah budaya kerja 5R.
  3. Terbentuknya budaya kerja 5R sebagai keyakinan kelas dan keyakinan individu murid sebagai bekal mereka dalam memasuki dunia kerja.
  4. Dapat menimbulkan semangat belajar murid dan terbiasa dengan budaya kerja 5R

 

DESKRIPSI AKSI NYATA

Di awal tahun ajaran 2021/2022, kegiatan belajar mengajar masih dilakukan dengan moda Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan sesuai nota dinas dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah baru pada semester genap ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan dilaksanakan. Calon guru penggerak melihat situasi dan kondisi dimana jadwal aksi nyata modul 1.4 bertepatan dengan libur akhir tahun 2021 sehingga kesepakatan kelas dilaksanakan diwaktu pertemuan tatap muka semester genap pada bulan Januari 2022, kemudian calon guru penggerak berusaha mewujudkan kesepakatan kelas tersebut dengan murid-murid dengan memberikan satu pesan khusus bahwa diantara kesepakatan tersebut harus menyisipkan budaya 5R yang sekaligus sebagai project tema budaya kerja pada P5BK.

Dalam pelaksanaan aksi nyata tersebut CGP berusaha juga menerapkan prinsip-prinsip dalam filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang salah satunya adalah kemerdekaan murid untuk belajar dan guru sebagai penuntun dan penebal kodrat anak.

 Adapun langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan :

Minggu I

Meminta izin dan dukungan kepada Kepala Sekolah terkait aksi nyata yang akan dilakukan

Minggu II

Mensosialisasikan kepada rekan guru dan siswa tentang kegiatan aksi nyata

Minggu III

Membimbing siswa dalam penerapan aksi nyata dengan membuat poster kesepakatan kelas

Minggu IV

Mulai menerapkan 5R saat pembelajaran dan berusaha dilaksanakan terus menerus.


TOLAK UKUR KEBERHASILAN

  1. Siswa selalu menjalankan kesepakatan kelas setiap harinya dan dapat dikontrol / diamati saat pembelajaran berlangsung.
  2. Lingkungan kelas dan lingkungan sekolah terutama di bengkel/laboratorium menjadi nyaman dan aman dengan penerapan 5R
  3. Terjalin komunikasi aktif antara guru, murid, seluruh warga sekolah dan masyarakat

 

TANTANGAN KEGIATAN

  1. Karena bertepatan dengan libur Natal dan akhir tahun 2021 sehingga ketika melakukan aksi nyata calon guru penggerak membuat alternatif untuk mengundur aksi nyata menjadi bulan Januari 2022 berbarengan dengan mulai masuk pertemuan tatap muka di sekolah.
  2. Pada awal dilaksanakan program aksi nyata jumlah siswa yang melaksanakan kesepakatan kelas masih sangat minim hal itu disebabkan karena masih belum terbiasanya siswa untuk pembelajaran luring setelah sebelumnya kurang lebih 2 tahun mereka belajar secara daring atau PJJ.
  3. Masih terdapat rekan guru yang kurang memberi perhatian pada budaya kerja 5R.


PROGRAM TINDAK LANJUT

Calon guru penggerak membuat kesepakatan kelas bersama murid ditahun ajaran 2021-2022 semester genap, dengan metode diskusi tatap muka dan berkolaborasi bersama rekan teman sejawat agar poin-poin kesepakatan kelas yang dibuat mendukung program, visi dan misi sekolah serta khususnya visi murid impian.

 

HASIL AKSI NYATA

Dukungan penuh Kepala Sekolah akan berbagai aksi nyata CGP 


Asesmen Diagnostik di awal pembelajaran


Guru memberikan paparan pentingnya kesepakatan kelas dan 5R


Diskusi kesepakatan kelas yang dilakukan oleh murid dengan guru sebagai fasilitator.
Diskusi dipimpin oleh ketua kelas


Masing-masing murid memberikan kontribusi pemikiran untuk kesepakatan kelas


Para murid antusias membuat poster dimana mereka memilih dan menyepakati
untuk membuat poster secara manual menggunakan kertas karton/asturo
dan kertas lipat origami serta bahan atk lainnya


Beberapa hasil kesepakatan kelas dari kelas yang berbeda


Refleksi yang dilakukan untuk mengetahui pemahaman para murid akan kesepakatan kelas 

sehingga pada akhirnya kesepakatan kelas ini akan menjadi keyakinan kelas.


Refleksi dilakukan menggunakan aplikasi padlet





AKSI NYATA SOSIALISASI BUDAYA POSITIF

 

PGP – Angkatan 4 Kota Surakarta
Atik Yuwantiningsih
Aksi Nyata Guru SMK Negeri 1 Surakarta
“Sosialisasi Budaya Positif di Sekolah”

 LATAR BELAKANG

Merdeka Belajar merupakan harapan setiap insan di bidang Pendidikan. Dalam upaya mewujudkannya, sekolah perlu memiliki iklim pendidikan yang kondusif. Dengan iklim kondusif siswa akan merasa aman, nyaman, dan dihargai, sehingga potensi mereka akan berkembang lebih optimal. Iklim kondusif akan dapat tercipta ketika di sekolah menerapkan budaya positif, yaitu sebuah kondisi dimana tingkah laku warga sekolah yang oleh nilai-nilai dan keyakinan universal. Budaya positif akan menjadikan siswa yang berkarakter, disiplin, dan bertanggungjawab.

Penerapan budaya positif di sekolah perlu untuk segera dilaksanakan agar iklim yang positif dan kondusif dalam Pendidikan juga segera tercipta. Sebagai langkah awal dan strategi untuk menerakan budaya positif ini, sangat perlu dilakukan aksi nyata melalui sosialisasi dan pengimbasan yang dilakukan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) mengenai materi-materi penting dari hasil Pendidikan guru penggerak (PGP). Konsep-konsep penting dari filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Budaya Positif sangat perlu untuk diimbaskan kepada para guru di sekolah agar segera bisa beradaptasi dengan paradigma baru Pendidikan. Sosialisasi dan pengimbasan yang dilakukan oleh Guru berupa paket Modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, kemudian disisipkan paket modul 1.2 mengenai nilai dan peran guru penggerak, modul 1.3 tentang visi guru penggerak yang mengandung paradigma inkuiri apresiatif dan BAGJA, serta tentu saja focus yang menjadi titik berat pengimbasan adalah paket modul 1.4 tentang Budaya Positif.

Kegiatan sosialisasi dan pengimbasan program guru penggerak dilakukan oleh calon guru penggerak kepada semua rekan guru sejawat diarahkan untuk menyamakan visi dan persepsi sebagai wujud internalisasi paradigma baru Pendidikan yang berpedoman pada kemerdekaan belajar pada murid, terwujudnya profil pelajar Pancasila serta segera terciptanya budaya positif di sekolah.

 

 TUJUAN AKSI NYATA

Adapun tujuan aksi nyata yang dilakukan calon guru penggerak yaitu:

  1. Implementasi praktik baik calon guru pengerak kepada rekan sejawat dengan sasaran semua guru maupun karyawan di sekolah.
  2. Melakukan aksi nyata internalisasi budaya positif kepada rekan guru untuk mewujudkan visi sekolah pusat keunggulan/ sekolah penggerak.
  3. Melakukan kolaborasi dan coaching kepada rekan sejawat agar setiap guru memahami arti penting nilai dan peran sebagai guru yaitu guru yang Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, dan berpihak pada murid.
  4. Selain memunculkan semangat kolaborasi dengan rekan guru sejawat, diharapkan dapat juga menimbulkan semangat belajar murid untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan mereka di masa depan.


DESKRIPSI AKSI NYATA

Aksi nyata sosialisasi dan pengimbasan budaya positif di sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan moda luar jaringan (tatap muka) bertempat di sekolah. Kegiatan sosialisasi diawali dengan sosialisasi secara gabungan antar CGP, karena kebetulan di SMK Negeri 1 Surakarta terdapat 6 orang guru yang menjadi CGP. Sosialisasi pertama ini dilakukan di aula sekolah karena pesertanya adalah semua guru. Materi dibuat secara ringkas tetapi bermakna dengan diselingi praktik-praktik ringan yang menyenangkan. Kegiatan ini sangat didukung oleh Kepala sekolah terbukti Kepala Sekolah juga tidak segan-segan mengikuti praktik yang sudah disiapkan oleh para CGP.

Selanjutnya dari sejumlah kurang lebih 60 orang guru kemudian dibagi menjadi 6 kelompok kecil untuk kemudian setiap kelompok akan diajak kolaborasi oleh 1 orang CGP. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan pengimbasan dilakukan dengan lebih intens dan di dalam kelompok kecil tersebut akan tumbuh ide-ide yang baru.

 Adapun langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan pada bulan Desember dan Januari:

Minggu III Desember dan Minggu I Januari

Berkoordinasi dengan rekan-rekan sesama CGP di SMKN 1 Surakarta untuk mempersiapkan scenario pengimbasan budaya positif kemudian konsultasi dengan Kepala Sekolah

Minggu II

Mensosialisasikan kepada rekan guru secara keseluruhan dengan kegiatan sosialisasi gabungan 6 CGP

Minggu III

Pengimbasan pada kelompok kecil mengenai materi lanjutan dari sosialisasi.

Minggu IV

Mulai menerapkan budaya positif dengan berkolaborasi dalam membuat scenario pembelajaran projek, penerapan merdeka belajar, dan pembelajaran berbasis pengalaman.

 

TOLAK UKUR KEBERHASILAN

  1. Ijin dari Kepala Sekolah untuk melakukan kegiatan aksi nyata sosialisasi dan pengimbasan.
  2. Pelaksanaan sosialisasi pada minggu ke 2 di bulan Januari 2022
  3. Pelaksanaan pengimbasan kelompok kecil pada minggu ke 3 bulan Januari 2022
  4. Implementasi budaya positif dan Merdeka Belajar oleh guru-guru sasaran pengimbasan.

 

TANTANGAN KEGIATAN 

  1. Karena bertepatan dengan libur Natal dan akhir tahun 2021 sehingga ketika melakukan aksi nyata calon guru penggerak membuat alternatif untuk mengundur aksi nyata menjadi bulan Januari 2022.
  2. Pada awal dilaksanakan sosialisasi masih banyak guru yang belum sepenuhnya memahami tentang penerapan budaya positif, karena memang merupakan hal baru dan masih banyak istilah-istilah yang belum familiar dikalangan guru selain guru penggerak.
  3. Masih terdapat rekan guru yang terkendala mengikuti sosialisasi maupun pengimbasan dikarenakan tugas yang tidak dapat ditinggalkan.


PROGRAM TINDAK LANJUT

Calon guru penggerak setelah melaksanakan sosialisasi dan pengimbasan tetap akan mendampingi guru-guru yang masih memerlukan bantuan untuk implementasi filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Budaya Positif. Pendampingan ini dilakukan selain agar CGP semakin memperdalam lagi pemahaman akan materi-materi pada Pendidikan Sekolah Penggerak, juga agar Budaya Positif dan Merdeka Belajar benar-benar dapat terwujud di sekolah.

 

 HASIL AKSI NYATA


Dukungan penuh dari Kepala Sekolah akan berbagai aksi nyata CGP 



Kegiatan awal sosialisasi dengan berbagi rasa menggunakan padlet. 



Pengimbasan Modul 1.1 – 1.4 dalam kelompok kecil per CGP




Kamis, 12 September 2019

Tugas Review konten Rumah Belajar

Assalamualaikum wr. wb.

Tugas Review konten Rumah Belajar ini adalah salah satu tugas dalam Diklat Seameo Virtual Coordinator Training Batch 5 Jateng-DIY Kota Surakarta yang penulis ikuti sejak awal Agustus 2019. Langsung saja kita simak review yang telah saya lakukan...

Review 1
Review konten Rumah Belajar Kuliner Tradisional Solo yang Mulai Langka oleh Dawud Achroni


Judul Buku: Kuliner Tradisional Solo yang Mulai Langka
Pengarang: Dawud Achroni
Tahun Terbit: 2018
Penerbit:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur

Buku berjudul “Kuliner Tradisional Solo yang Mulai Langka” ini merupakan sebuah buku yang akan membawa imajinasi para pembaca menikmati wisata kuliner singkat yang menyenangkan. Buku ini adalah buku yang ringan namun sangat menyenangkan dan tetap bisa menambah wawasan pembaca untuk lebih mencintai berbagai kuliner asli Nusantara.
Meskipun oleh pengarang buku ini ditujukan bagi para remaja khususnya pelajar SMP, tetapi buku ini juga menarik untuk dibaca semua kalangan. Bagi para pembaca muda yang saat ini lebih mengenal berbagai kuliner kekinian yang berasal dari berbagai daerah dan negara, buku ini akan memperkenalkan berbagai jenis kuliner khas solo yang saat ini sudah mulai jarang ditemukan dan akan membuat mereka tertarik untuk mencobanya. Sedangkan bagi pembaca yang lebih dewasa buku ini akan membawa kenangan dan nostalgia ke masa kecil mereka.

Beberapa jenis kuliner tradisional yang diceritakan dalam buku adalah: Cabuk Rambak, Putu Bumbung, Es Kapal, Pecel Ndeso, Tahok, Pecel Gendar, Opak Angina, Brambang Asem, Jadah Blondo, Jenang Saren. Menariknya lagi buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar dan dilengkapi resep-resep dari jajanan khas Solo itu sendiri, sehingga ketika kita ingin menikmati makanan-makanan tersebut kita bisa membuatnya sendiri.

Namun demikian sangat disayangkan bahwasanya dalam buku ini baru menampilkan 10 (sepuluh) saja diantara sekian banyak jenis kuliner tradisional di Solo. Mudah-mudahan ke depan akan ada lagi karya-karya serupa dan bahkan tidak hanya kuliner tradisional di Solo tetapi, juga dari seluruh wilayah Nusantara.

Link rekaman STT – TTS

https://www.youtube.com/watch?v=Q6Mkryta9yM



Review 2
Review konten Rumah Belajar Koki Petualang Dari Desa Orke oleh Setyaningsih


Judul Buku: Koki Petualang Dari Desa Orke
Pengarang: Setyaningsih
Tahun Terbit: 2018
Penerbit:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur

Konten Rumah Belajar selanjutnya yang saya review adalah Koki Petualang Dari Desa Orke. Cerita dalam buku ini terdiri dari 6 (enam) cerita pendek, yaitu:
1.       Dua Sahabat Martabak
2.       Koki Petualang dari Desa Orke
3.       Sayur Asem dari Kebun Kakek
4.       Pertengkaran di Dapur Rumah Lian
5.       Pohon Keluarga Iwan
6.       Roti Berumur 100 Tahun

Buku ini ditujukan untuk anak-anak SD kelas atas, dan bagi saya yang memiliki bocil bacaan-bacaan seperti buku ini sangat berguna, karena bisa saya gunakan sebagai referensi nantinya agar bocil saya gemar membaca. Di tengah maraknya gadget dengan berbagai macam game, konten rumah belajar memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembangkan minat membaca bagi masyarakat sejak usia dini. Tak terkecuali konten yang satu ini. Dalam buku ini memaparkan cerita-cerita yang sangat unik, ilustrasi yang sederhana namun memunculkan imajinasi pada pembaca.
Inti cerita dalam buku ini akan membuat anak-anak menjadi penasaran tentang bagaimana asyiknya mempunyai sahabat pena, betapa asyiknya berkirim surat melalui pos ditengah maraknya social media, dan tidak menutup kemungkinan akan membuat mereka benar-benar tertarik untuk mencari sahabat pena.
Pada bagian cerita yang lain ada juga yang akan membuat anak-anak berimajinasi tentang kerennya menjadi seorang koki, tentang asyiknya berkebun dibandingkan bermain smartphone, dan mengajak anak-anak lebih mengenal tentang sayur mayur dan buah serta banyak lagi hal-hal kecil dalam dunia anak yang seringkali terlewat untuk diajarkan para orang tua.
Buku-buku semacam ini sangat bermanfaat bagi para ibu-ibu muda dengan krucilsnya untuk membangun budaya literasi, gemar membaca dan tidak menutup kemungkinan akan melahirkan para penulis kecil yang berbakat.

Link rekaman STT-TTS
https://www.youtube.com/watch?v=OVIlmVd8dug


Demikian review yang saya lakukan... semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi pembaca...

Wassalamualaikum wr. wb.

Rabu, 26 Oktober 2016

TUGAS ADMINISTRASI SARANA PRASARANA

Tugas Hari Kamis, 27 Oktober 2016

Perhatikan gambar-gambar berikut ini!



















Kerjakan soal-soal berikut ini berdasarkan gambar di atas! (urutkan sesuai nomer gambar)
Ø  Apa nama alat dalam gambar?
Ø  Sebutkan bagian-bagiannya!
Ø  Jelaskan kegunaan dari alat tersebut!
Ø  Bagaimanakah urutan pengoperasian atau pemakaiannya?
Ø  Bagaimanakah cara perawatannya?



Notes: Tugas untuk kelas XIAP3... Kerjakan secara INDIVIDU!!!